Monday, April 6, 2009

CERMIN HAYAT - Abang Median Abang Said

di cermin diri
merenung kolam mata dosa
melihat jasad hitam
sedang mulut pengertian
bisu disulam kelu

di cermin diri
merenung tangan nista
menatang dulang kemewahan
dari telapak penindasan
memerah susah
hati iman tak mampu bersuara

di cermin diri
melihat kepala kuasa
semakin membesar
dikuasai akal amarah
dikuasai angguk lawamah
berkopiah pura-pura
hanya untuk mata bahasa

kini
dicermin kesedaran diri
mula mengerti
hidayah menginsafi
kesunyian haru
tangisan taubat bergugusan
membasuh penyesalan
tikla manik-manik kesedaran
menjadi tasbih azam
menghitung hari-hari kematian.

SAJAK UNTUKMU- Nawi A.Rahman

Ada ketikanya
kita bersama di sini
mengharungi arus dan gelombang
mencari erti dalam kehidupan

Ada kalanya
kita berpegang tangan
merempuh onak dan duri
dalam belantara ini
merintis jalan kejayaan

Ada waktunya
kita mengukir senyuman
merasai kebahagiaan
menjejaki perjalanan masa
dengan penuh ketenangan

Pun begitu,
dalam keadaan begini
kepastian mula kuragukan
pada hari-hari menjelang
masih tetapkah kau di sini?


Nawi A Rahman
Kanowit
3 September 1992

TITIAN HIDUP - Lawrence Atot




Sesekali pelangi datang
meredah mentari dan hujan
mencorakkan warna-warna gemilang

di dalam lembah kehidupan.

Kehijauan alam
memagari cintakasih sejagat

menyemai benih-benih azam
pada batas setia dan semangat.

Kini tegak berseri
bangunan pencakar langit berdiri
mobil kian rakus berlari

membiak hari demi hari
memenuhi cita-cita harga diri.

Namun di jendela hidup ini
meratap unggas di rimba sepi
meratap ikan-ikan di dasar kali
meratap pungguk di kaki malam
menatap bulan berwajah suram

Pada keterasingan ini
ingin kutemui jalan hakiki
satu cita satu hari,
kerana

dunia akan memuntahkan laharnya
pada bakal pewaris bangsa
di sebalik kealpaan manusia.




Lawrence Atot
Quop, Kuching

SUATU PERJALANAN - Lawrence Atot




Dingin malam sepi mencengkam
danau hati berkocak sunyi
berbaur ilusi ke muara mimpi.

Menatap arca hidup ini
terasa betapa kerdilnya diri
meniti usia di kaki hari,
sedangkan roda-roda waktu
berputar kian laju
tanpa lesu-lesu
mengiringi jalan berliku
yang penuh debu.

Kukutip bicara malam
antara kerdipan bintang suram
barangkali ada ketikanya
sang hujan kan menyapa
panah-panah arjuna
meranap harapan segala
rama dan sita
namun perjuangan tetap bermukim

berbunga di setiap musim.



Lawrence Atot
Quop, Kuching